Monday 25 March 2013

Indonesia , apakah negara maju ?

Apa yang menjadi ciri-ciri daripada suatu negara jika dikatakan negara tersebut masuk negara-negara maju dan modern.
Mungkin semua orang boleh menyebut apa saja tentang ciri-ciri negara maju. ada yang menyebutkan negara maju itu adalah pertumbuhan ekonominya cukup signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Dan ada pula yang menyebutkan bahwa negara maju itu adalah yang telah menguasai teknologi secara nyata dalam kehidupan masyarakatnya. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa negara maju adalah negara-negara yang tergabung dalam kelompok G-20 (negara Amerika serikat dan sekutunya di Eropa + Jepang).
Bagaimana dengan Indonesia ?
Di dalam negeri, Pemerintah menyebutkan bahwa  pertumbuhan ekonomi cukup baik dibandingkan dengan negara - negara lainnya yang ada di kawasan dan hanya dapat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi negara China dan India di kawasan Asia. 
Pertumbuhan ekonomi negara Amerika serikat dan negara-negara di eropa yang masih belum menunjukkan angka  cukup signifikan , sepertinya mengharapkan Indonesia , china dan India menjadi aktor dalam meningkatkan perekonomian dunia selain negara-negara amerika latin seperti Brazil dll. 
Kembali ke Indonesia , jika memang perekonomian Indonesia menunjukkan angka pertumbuhan 6 % setahun dan itu merupakan kebanggan nasional , seharusnya kita tidak boleh terbuai atau lalai dengan pertumbuhan ekonomi saja. banyak hal lain yang harus kita benahi.
Jika Indonesia ingin dikatakan sebagai negara maju , apakah peradaban bangsa Indonesia otomatis juga dikatakan maju. Seharusnya Indonesia tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi semata. Negara maju nilai-nilai peradabannya juga meningkat dalam segala hal. 
Apa saja itu ? 
Peradaban itu antara lain tentang penguasaan teknologi dalam segala bidang kehidupan seperti yang terdapat di Eropa dan Jepang. Penguasaan teknologi juga disertai dengan daya cipta teknologi yang tinggi dari para masyarakatnya. selanjutnya, negara maju adalah masyarakat yang akan lebih mendahului logika daripada emosi. Bagaimana akan memecahkan masalah jika kita lebih mengedepankan emosi dalam menghadapi permasalahan. Dan yang lebih penting adalah negara hukum diutamakan.
Peristiwa akhir-akhir ini menunjukkan bahwa disekeliling kita masih saja ada pihak-pihak yang mengedepankan emosi dalam menyelesaikan masalah. peristiwa pembakaran Mapolres OKU di Sumsel dan penyerbuan lembaga pemasyarakatan Cebongan , Sleman, DI Yogyakarta merupakan bentuk daripada keputusasaan daripada sekelompok orang dalam memandang hukum yang terdapat di Indonesia. kasus-kasus aparat penegak hukum yang mudah melakukan tindakan koruptif dan setiap hari selalu disiarkan oleh media , mau tidak mau membuat sebagian orang akan bersikap skeptis dan apatis terhadap sistem hukum yang ada di indonesia. apakah itu mungkin , ya bisa  saja demikian.
Tetapi seharusnya kita sebagai bangsa harus  belajar banyak daripada sejarah bangsa-bangsa di dunia yang telah maju peradabannya. Apapun pikiran kita tentang hukum di Indonesia harus tetap percaya dengan hukum itu sendiri. siapa lagi yang akan percaya dengan Hukum di Indonesia jika orang Indonesia saja tidak percaya.
Situasi saat ini tentang keadaan hukum di Indonesia harus dipandang sebagai perbuatan oknum semata dan bukan perbuatan akibat dari sistem yang salah. sejelek-jeleknya hukum suatu negara tetap lebih baik jika negara tanpa hukum. Dan itu hendaknya menjadi tekad bersama bagi seluruh komponen bangsa Indonesia mulai Petinggi negara, pejabat pemerintah pusat & daerah, petinggi Polri dan TNI , jajaran kehakiman, jajaran kejaksaan, dan lain-lain termasuk aktivis sipil dalam menyuarakan suatu aspirasi dan lain sebagainya. Janganlah hukum dijadikan  komuditas kepentingan atas suatu permasalahan tetapi jadikan hukum untuk memberikan rasa keadilan yang seadil-adilnya bagi seluruh rakyat Indonesia.


"HUKUM TANPA KEKUASAAN ADALAH ANGAN-ANGAN DAN KEKUASAAN TANPA HUKUM ADALAH KELALIMAN."

Tuntunan sosial

Khutbah Rasulullah SAW tentang malam Qadar (1)

Dari Abu Sa'id al-Khuduri bahwa ia berkata ,
     Kami beriktikaf dengan Rasulullah SAW pada sepuluh pertengahan dari bulan Ramadhan lalu Rasulullah menyampaikan khutbah kepada kami di hari kedua puluh di pagi hari dengan bersabda ," Kamu didatangi oleh Lailatul Qadar tetapi kamu melalaikannya. Maka carilah Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari terakhir dalam bilangan harinya yang ganjil, karena aku melihat (dimalam Lailatul Qadar) bahwa diriku sedang sujud di sebuah tanah yang berair, maka barang siapa sekarang sedang beriktikaf bersama Rasulullah SAW , hendaklah ia segera pulang!"
     Maka kami pun langsung berniat untuk pulang , karena pada saat itu kami tidak melihat dilangit ada sepotong awan mendung, tetapi tiba-tiba datanglah awan mendung sehingga akhirnya kami kehujanan sampai-sampai air hujan itu mengalir deras diatap masjid yang terbuat dari pelepah kurma.
     Ketika shalat dilaksanakan , aku dapat melihat Rasulullah SAW terpaksa bersujud diatas tanah yang berair (becek), bahkan aku dapat melihat ada bekas tanah diwajah beliau.
[Musnah Imam Ahmad, jil 3 , hlm 60].

Khutbah Rasulullah SAW tentang malam Qadar (II)

Dari Abu Sa'id Al-Khudri, ia berkata, 
     Aku mendengar Rasulullah SAW sedang menyampaikan khutbah di atas mimbarnya , dengan bersabda ," Wahai sekalian manusia ! sesungguhnya diriku melihat Lailatul Qadar kemudian aku melalaikannya (kurang menyadarinya). Dan aku melihat (dalam mimpi) bahwa di dua hasta lenganku ada dua buah gelang (yang terbuat) dari emas tetapi aku tidak menyukainya, maka aku pun meniupnya sehingga terbanglah kedua gelang emas itu. Dan aku menakwilkan keduanya (gelang) itu dengan kedua orang pembohong, yaitu si 'Shahib al-Yaman, dan si Shahib al-Yamamah."
[Musnah Imam Ahmad, jil.3 , hlm.86]

Tanda-tanda datangnya malam Qadar.

Dari Ubadah ibn Shamit, ia berkata,
     Rasulullah SAW bersabda," sesungguhnya tanda-tanda datangnya Lailatul Qadar adalah bahwa pada malam itu langit benar-benar cerah dan terang seakan-akan ada rembulan yang sedang memancarkan cahayanya. Suasana malam itu begitu tenang , hening, dan memiliki corak lain (ketimbang biasanya). Dan pada malam itu udara tidak terasa dingin dan tidak juga terasa panas, serta (diangkasa) tidak terlihat bintang-bintang jatuh (meteor) sampai pagi tiba. dan ciri-ciri lain darinya adalah bahwa pada keesokan harinya , matahari di pagi hari itu akan terbit dengan cahaya yang bersinar sedang. matahari tidak memancarkan sinar yang terlalu panas (terang) dan hanya akan bersinar seperti bulan, karena pada pagi hari itu setan tidak diperbolehkan keluar bersamaan dengan terbitnya matahari itu.
[HR. Imam ahmad dan tokoh-tokohnya dianggap semua tsiqah. Majma'az-Zawaid jil.4,hlm.75].


Referensi:
"Khutbah Nabi" oleh Muhammad Khalil Khatib (Qisthipress). 

Tuntunan sosial

Pernyataan Rasulullah SAW bahwa khianat adalah dosa besar.

Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata ,
     Pada suatu hari Rasulullah SAW berdiri ( berkhutbah) ditengah-tengah kami dan memaparkan masalah khianat (ghulul). Dalam khutbah itu Rasulullah SAW menganggap bahwa pengkianatan adalah dosa besar dan beliau tampak amat serius dalam menyikapi masalah ini. Pada saat itu , Rasulullah SAW bersabda, " aku tidak akan mengasihani salah seorang diantara kalian yang datang di hari kiamat nanti dan ternyata diatas lehernya telah bertengger seekor unta yang terus berteriak-teriak keras, lalu orang itu meratap padaku, wahai Rasulullah , tolong aku!'
     Maka aku menjawab , aku tidak punya wewenang dari Allah sama sekali untuk menolongmu, karena aku sudah menyampaikan (ajaran Allah) kepadamu.'
     Aku tidak akan mengasihani salah seorang diantara kalian yang datang di Hari kiamat dan ternyata diatas lehernya telah bertengger seekor kuda yang terus berteriak-teriak keras, lalu orang itu meratap padaku, 'Wahai Rasulullah , tolong aku!'
     Maka aku menjawab ,' Aku tidak punya wewenang sama sekali untuk menolongmu, karena aku sudah menyampaikan (ajaran Allah) kepadamu.'
     Aku tidak akan mengasihani salah seorang diantara kalian yang datang di Hari kiamat dan ternyata diatas lehernya telah bertengger seekor kambing yang terus berteriak-teriak keras, lalu orang itu meratap padaku, 'Wahai Rasulullah , tolong aku!'
      Maka aku menjawab ,' Aku tidak punya wewenang sama sekali untuk menolongmu, karena aku sudah menyampaikan (ajaran Allah) kepadamu.'
      Aku tidak akan mengasihani salah seorang diantara kalian yang datang di Hari kiamat dan ternyata diatas lehernya telah bertengger sesosok makhluk yang bersuara keras sekali, lalu orang itu meratap padaku, 'Wahai Rasulullah , tolong aku!'
      Maka aku menjawab ,' Aku tidak punya wewenang sama sekali untuk menolongmu, karena aku sudah menyampaikan (ajaran Allah) kepadamu.'
      Aku tidak akan mengasihani salah seorang diantara kalian yang datang di Hari kiamat dan ternyata dilehernya ada tumpukkan pakaian/kain yang terus bergerak dengan suara keras dan kemudian  orang itu meratap padaku, 'Wahai Rasulullah , tolong aku!'
      Maka aku menjawab ,' Aku tidak punya wewenang sama sekali untuk menolongmu, karena aku sudah menyampaikan (ajaran Allah) kepadamu.'
      Aku tidak akan mengasihani salah seorang diantara kalian yang datang di Hari kiamat dan ternyata dilehernya ada tumpukkan (tumpukkan) emas atau perak   sehingga    orang itu meratap padaku, 'Wahai Rasulullah , tolong aku!'
      Maka aku menjawab ,' Aku tidak punya wewenang sama sekali untuk menolongmu, karena aku sudah menyampaikan (ajaran Allah) kepadamu.'
     Dalam riwayat lain disebutkan Rasulullah SAW bersabda ," Wahai umatku , barang siapa diberi kepercayaan atas kalian untuk menjalankan suatu tugas lalu ia menggelapkan sebatang jarum atau sesuatu yang lebih besar dari itu maka berarti kelak di hari kiamat ia akan dibelenggu."

(HR. Muslim dan Abu Daud).


Referensi:
" Khutbah Nabi" oleh Muhammad Khalil khatib (Qisthipress).

Tuntunan sosial

Yang mengharamkan suap dan pemberian hadiah kepada Hakim.

Dari Abu Hamid r.a, ia berkata ,
     Rasullullah pernah memperkerjakan seorang dari bani Asad yang bernama Ibnu Lutabiyah untuk mengambil sedekah. tatkala orang itu (Ibnu Lutaibah) datang, ia berkata kepada Rasulullah, " ini untuk engkau dan yang berupa hadiah ini untukku".
     Maka berdirilah Rasulullah SAW (untuk menyampaikan khutbah) diatas mimbar seraya membaca hamdalah dan memuji Allah, lalu bersabda, " sebenarnya apa yang diinginkan oleh seseorang yang telah aku beri tugas ini ketika ia berkata bahwa ini untukku, seangkan yang itu dihadiahkan kepadanya ? tidakkah dia mengetahui , seandainya dia tetap berada di rumah ibu atau ayahnya , apakah dia akan diberi hadiah seperti itu ataukah tidak ? Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di dalam genggaman-Nya , sekecil apapun suap (meski berkedok hadiah) yang kalian peroleh  itu , pastilah di hari kiamat nanti kalian akan memikul barang suap itu diatas pundak dalam wujud seekor unta yang terus berteriak-teriak dengan suara keras, atau berupa seekor sapi yang terus melenguh kencang, atau berupa seekor kambing yang terus mengembik dengan suara keras."
     Kemudian beliau menengadahkan kedua tangan sehingga kami dapat melihat warna putih kedua ketiaknya, dan kemudian bersabda ," Demi Allah, aku sudah menyampaikan (keterangannya)." dan ucapan itu diulang dua kali.
(HR.Syaikhani dan Abu Daud).


Referensi :
" Khutbah Nabi" , oleh Muhammad Khalil Khatib (Qisthipress).