Monday 29 April 2013

kisah dunia (10)

Nabi Musa a.s


"Dan (ingatlah) ketika Kami berikan kepada Musa Al kitab (Taurat) dan keterangan yang membedakan  antara yang benar dan yang salah , agar kamu mendapat petunjuk. (Q.S Al Baqarah : 53).
Nabi Musa a.s adalah berasal dari golongan Bani Israil, dan masih termasuk keturunan Nabi Ya'qub a.s. seperti yang telah dijelaskan didepan, bahwasanya Nabi Ya'qub a.s mempunyai empat isteri , dan salah satunya bernama Lai'ah , dimana perkawinan mereka dikaruniai Allah SWT 6 orang anak, yang salah satunya bernama Laawi. Dan dari Asbath Laawi inilah Nabi Musa a.s berasal. Musa adalah putera 'Imran bin Yash-har bin Qaahad bin Laawi bin Ya'qub a.s, sementara menurut riwayat yang terkenal , ibunda bernama Yuukhabil. Musa lahir di negeri Mesir , negeri yang pernah makmur dan termasyur dikala Nabi Yusuf a.s menjadi raja disana. Setelah wafatnya Nabi Yusuf a.s keadaan kaum Bani Israil di Mesir sangat menyedihkan yang bertambah lama nasibnya bertambah buruk. Terlebih-lebih disaat Musa lahir, dimana Mesir berada dibawah kekuasaan seorang raja yang sangat kejam bernama Fir'aun. Fir'aun sesungguhnya merupakan gelaran bagi raja-raja Mesir purbakala. Menurut sejarah, Fir'aun yang bertahta dimasa Nabi Musa a.s adalah Menephthah, anak dari Ramses, yang berkuasa pada tahun 1232 hingga tahun 1224 sebelum masehi. Fir'aun pada jaman Nabi Musa a.s merupakan seorang raja yang lalim, kejam dan teramat sangat sombong. Tindakannya teramat sangat sewenang-wenang, berbuat kerusakan di muka bumi, tidak mengenal perikemanusiaan dan juga amat sangat melampaui batas. bahkan lebih dari itu , ia mengaku dan menganggap dirinya adalah tuhan sesembahan manusia! Allah SWT menjelaskan sifat Fir'aun ini didalam Kitab-Nya , Al Qur'an : Sesungguhnya Fir'aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas. (Q.S Yunus : 83). Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S Al Qashash : 4). Kekejaman Fir'aun memang telah diluar batas perikemanusiaan. Ia beserta para pengikutnya gemar melakukan penyisaksaan yang sangat keji dan secara biadab membunuh setiap bayi dari kaum Bani Israil. Firman-Nya : Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Fir'aun) pengikut-pengikutnya, mereka menyiksa kamu dengan siksa yang pedih, mereeka menyembelih anak laki-lakimu, membiarkan hidup anak-anak perempuanmu. (Q.S ibrahim : 6). Beberapa firman Allah SWT lainnya yang menjelaskan tentang Fir'aun antara lain : Fir'aun mengaku tuhan dijelaskan dalam (Q.S An Naazi'aat : 23-24). (Q.S Asy syu'araa' :29). Fir'aun pribadi yang sombong (Q.S Ad Dukhaan : 31). (Q.S Al qashash : 38). (Q.S Al Mu'min 36-37). (Q.S Az Zukhruf : 51-52). 
Namun demikian, isteri Fir'aun merupakan wanita salehah, karena Allah SWT telah menyebutnya selaku contoh yang baik bagi orang-orang yang beriman. ini sesuai dengan firman-Nya di dalam al Qur'an : " Dan allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata : ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah disisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim." ( Q.S At Tahrim : 11). Rasulullah Muhammad SAW telah mengabarkan perihal isteri fir'aun ini dalam sebuat hadits beliau  yang bersumber dari Abu Musa r.a dimana Rasulullah bersabda : " Diantara orang laki-laki banyak yang sempurna dan diantara perempuan hanyalah Asiah, isteri fir'aun dan Maryam binti Imran. (H.R Bukhari).
Musa dilahirkan disaat kaum Bani Israil di kerajaan Mesir tengah mengalami masa yang suram lagi menyedihkan , dimana kaum Bani Israil yang kebetulan mempunyai bayi laki-laki maka akan langsung disembelih oleh Fir'aun berikut seluruh pengikutnya! Hal ini karena Fir'aun bermimpi yang dita'birkan oleh para ahli nujum kerajaan Mesir, bahwa akan lahir seorang lelaki dari kaum Bani Israil yang kelak akan merobohkan tahta dan singgasananya serta meruntuhkan kekuasaan Fir'aun. Karena takut kekuasaannya akan runtuh , maka Fir'aun kemudian menerapkan peraturan yang biadab lagi keji dengan membunuh setiap bayi lelaki kaum Bani Israil dan hanya membiarkan hidup bayi-bayi perempuan. Ketika Musa lahir , ibunya tentu saja sangat khawatir terhadap nasib serta keselamatan buah hatinya tersebut. Dalam kebingungan dan keputusasaan memikirkan keselamatan bayi mungilnya , Allah SWT memberi ilham kepada dirinya agar menghanyutkan bayi mungilnya tersebut demi keselamatan dirinya. Peristiwa tersebut diceritakan di dalam Al Qur'an : " Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa : Susukanlah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya, maka jatuhkanlah dia ke dalam sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul." (Q.S Al Qasahash : 7). setelah ilham dilaksanakan , ibunda Musa menyuruh kakak perempuan Musa untuk mengawasi adik mungilnya tersebut dari kejauhan. Ketika itu, Fir'aun beserta isterinya dan beberapa pengikutnya sedang melihat-lihat sungai Nil. Segera saja mereka mengetahui peti yang terapung-apung tersebut dan lantas memungutnya. Isteri Fir'aun menjadi sangat terkejut ketika mengetahui isi peti tersebut. seorang bayi mungil lelaki yang langsung membuat rasa iba dan kasih sayangnya turun seketika pada si bayi. Mengetahui bahwa bayi tersebut berjenis kelamin laki-laki, Fir'aun langsung hendak menyembelihnya. namun atas kuasa Allah SWT , istri Fir'aun mencegahnya. "(Ia) biji mata bagiku dan bagimu. janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak". (Q.S Al Qashash : 9). Akhirnya bayi tersebut diangkat anak karena memang Fir'aun tidak mempunyai anak. Di istana Bayi Musa menangis karena ia ingin menyusu. Beberapa orang wanita mencoba untuk menyusui tetapi bayi Musa menolaknya , hal itu karena Allah SWT telah mencegah keinginan bayi Musa menyusu pada mereka. (Q.S Al Qashash : 12). Kakak perempuan Musa yang mengetahui masalah itu kemudian menawarkan untuk mencarikan seorang ibu yang sanggup menyusui dan pandai merawat bayi. (Q.S Al Qashash : 12). setelah Fir'aunmenyetujui penawaran kakak perempuan Musa, maka segera dipanggilnya ibundanya untuk menyusui dan merawat bayi yang tiada lain adalah anak kandungnya sendiri tersebut, sementara keluarga Fir'aun tidak mengetahuinya sama sekali. maha benarlah apa yang diilhamkan allah SWT kepada ibunda Musa, bahwa ia akan mengembalikan Musa kepadanya. (Q.S Al Qashash : 13).
Tidak disangka Fir'aun yang kejam itu , sangat sayang pada Musa kecil , terlebih lagi bagi Asiah. Suatu ketika Musa kecil menarik janggut Fir'aun hingga ia kesakitan. dengan kemarahanyang meluap, segera dihunusnya pedang untuk membunuh anak angkatnya tersebut. atas kuasa Allah SWT , lagi-lagi Asiah mencegah niat jahat suaminya tersebut. Asiah meminta suaminya mengurungkan niat kejianya tersebut, karena layaknya anak kecil , anak angkat mereka tersebut masih belum mengerti benar apa yang telah dilakukannya. Dalam satu riwayat disebutkan, bahwa Musa kecil merangkak dan mendekati bara , kemudian memasukkan bara panas tersebut ke mulutnya. Kejadian inilah yang menyebabkan lisan Musa menjadi terganggu dan kurang fasih berbicara setelah ia dewasa. Setelah cukup umur , Allah SWT menganugerahi hikmah dan pengetahuan kepadanya. Firman-Nya : Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah dan pengetahuan. Dan dekianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (Q.S Al Qashash : 14).
Pada suatu ketika Musa memasuki kota Memphis dan ia melihat dua orang yang sedang berkelahi. kedua orang yang tengah baku hantam tersebut berasal dari kaum yang berbeda, seorang dari Bani Israil seperti halnya Musa dan seorang lagi dari Mesir (kaum Fir'aun). Karena terdesak, orang yang erasal dari kaumnya meminta pertolongan pada Musa. seketika Musa meninjunya dan orang dari kaum Fir'aun (mesir) seketika pula meninggal dunia. Musa sangat menyesal. Ia tidak bermaksud membunuh orang itu melainkan hanya akan membela kaumnya. Musa berkata : " Ini adalah perbuatan setan, sesungguhnya setan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya)". (Q.S Al Qashash : 15).  Seketika itu pula Musa memanjatkan doa ke hadirat Allah SWT dan memohon ampun atas kesalahannya yang telah diperbuatnya. "Ya Tuhanku , sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, oleh karena itu ampunilah aku. Ya Tuhanku, demi nikmat yang telah engkau anugerahkan kepadaku, aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa. (Q.S Al Qashash : 16-17). Allah SWT mengampuni kesalahannya, karena memang sesungguhnya Ia Maha Pengampun dan Maha Penyayang kepada sekalian hamba-hamba-Nya yang bersedia bertaubat serta memohon ampun kepada-Nya. Pada kesempatan lain , Musa menjumpai keributan serupa, yakni pertikaian antara orang dari kaum bani Israil dengan orang dari Kaum Fir'aun. Ketika Musa hendak memegang orang tersebut , mendadak ia berteriak : " Hai Musa , apakah kamu bermaksud membunuhku, sebagaimana kamu kemarin telah membunuh seorang manusia ? Kamu tidak bermaksud melainkan hendak menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri (ini), dan tiadalah kamu hendak menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian." (Q.S Al Qashash : 19). Dengan kejadian tersebut maka orang-orang menjadi tahu, bahwa Musa telah membunuh seorang kaum Fir'aun, dan hukum yang diberikan kepada orang kaum bani Israil yang berani membunuh orang dari kaum Fir'aun adalah mati! Dalam kebingungan , seorang lelaki (menurut riwayat) yang bernama Khizqi mengabarkan kepada Musa bahwa keselamatannya terancam. Para pembesar negeri telah mengetahui tindakan Musa dan sedang berunding untuk membunuh Musa. Akhirnya Musa pergi meninggalkan Mesir. Sebagai penguat batin dan langkahnya , dipanjatkannya doa ke hadirat allah SWT : " Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu. (Q.S Al Qashash : 21). Dan ketika Musa menghadap ke jurusan Madyan , ia pun kembali mengajukan permohonannya kepada Allah SWT : " Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar." (Q.S Al Qashash : 22). selama delapan hari delapan malam perjalanan , akhirnya sampailah Musa di daerah Madyan. Ketika Musa tiba di sumber air negeri Madyan , Musa melihat para penggembala berdatangan di sumber air tersebut untuk mengambil air bagi hewan-hewan ternak mereka. Disana pula melihat dua wanita yang tengah menghambat ternaknya. Musa menghampiri dua wanita tersebut dan menanyakan maksud mereka menghambat ternaknya untuk minum. Kedua wanita itu menjawab :" Kami tidak dapat meminumkan ternak kami sebelum pengembala-penggembala itu memulangkan ternaknya terlebih dahulu. sedangkan bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya". Maka Musa menolong keduanya dengan memberi minum ternak itu. Kemudian Musa kembali ke tempat yang teduh lalu berdo'a :" Ya Tuhanku , sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan yang engkau turunkan kepadaku". ( Q.S Al Qashash : 24).  Salah seorang wanita tadi menceritakan kepada Nabi Syu'aib a.s dan akhirnya Nabi syu'aib bertemu Musa dan memperkerjakan seelama 10 tahun sebagai syarat untuk dinikahkan dengan salah satu puterinya. Setelah Musa menikah dan memenuhi janjinya, maka dengan seizin mertuanya beliau bersama isterinya berangkat menuju Mesir karena kerinduan dengan tanah air dan juga orang tuanya. Setelah sampai di arah bukit Ath Thur , Musa menjadi kehilangan jalan , bingung ke arah mana jalan Ke Mesir, kemudian berhenti karena hari sudah malam sementara cuaca semakin dingin. Musa keheranan ketika akan menghidupkan api , namu n api tidak mau menyala. Tiba-tiba dari jauh di Lereng gunung , Musa melihat api . ia berkata kepada isterinya :" Tunggulah disini. Aku Melihat api di lereng gunung itu. Mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita atau dapat menemukan api untuk menghangatkan badan. dari tempat itu. Musa pun berjalan menuju arah api , ketika sampai di sumber nyala api, mendadak dari lembah sebelah kanan terdengar suara menyerunya. Suatu suara yang tidak dapat diserupakan dengan suara apapun dan tidak dapat dijelaskan keadaannya. Dalam Al Qur'an dijelaskan :" Hai Musa, Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu, sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa. Dan Aku telah memilih kamu , maka dengarkanlah apa yang diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya aku ini adalah Alah, tidak ada Tuhan selain Aku , maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku". (Q.S Thaahaa :11-14). Peristiwa akbar di bukit Thur Sina di malam hari itulah yang menandai pengangkatan Musa menjadi Rasul-Nya, maka Nabi Musa a.s pun dianugerahi berbagai macam mukjizat. Dua diantaranya adalah : Tongkat yang dapat berubah menjadi ular besar. Mukjizat yang kedua bagi beliau seperti yang difirmankan Allah SWT : "Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu , niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)mu bila ketakutan. Maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Fir'aun dan pembesar-pembesarnya). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik (Q.S Al Qashash : 32).
Setelah Allah SWT menganugerahi mukjizat kepada Nabi Musa a.s , Allah SWT berfirman kepada beliau :" Pergilah kepada Fir'aun ; sesungguhnya ia telah melampaui batas." (Q.S Thaahaa : 24). mendapat tugas yang berat tersebut , Nabiullah Musa a.s memanjatkan doanya kepada Allah SWT : "Ya Tuhanku, lapangkanlah untuk dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku dan lepaskanlah kekakuan lidahku supaya mereka mengerti perkataanku. (Q.S Thaahaa : 25 - 28). Selain itu , Nabi Musa a.s juga memohon kepada Allah SWT agar saudaranya Harun diangkat sebagai seseorang yang akan membantu tugas Kerasulannya. (Q.S Thaahaa : 29 - 35). dan Allah SWT mengabulkannya. (Q.S Thaaha : 36). Nabi Musa a.s dan Nabi Harun a.s merasa kuatir dalam melaksanakan tugasnya. (Q.S Thaahaa : 45) tetapi Allah SWT menegaskan agar tidak perlu kuatir karena Allah SWT akan selalu bersama Nabi Musa a.s dan nabi Harun a.s ( Q.S Asy Syu'araa' : 15). Sehingga akhirnya kedua Nabiullah menghadap Fir'aun untuk membebaskan kaumbani israil. (Q.S Thaahaa : 47). selanjutnya sebagaimana yang dijelaskan dalam Al Qur'an: Nabiullah Musa a.s mengajak Fir'aun untuk bertobat dan menyembah Allah SWT tetapi Fir'aun tetap sombong walaupun telah ditunjukkan mukjizat dari Allah SWT. (Q.S Say Syu'araa' : 18 - 31, 34-35).  Mukjizat telah mengalahkan sihir (Q.S Thaahaa : 68-69 , 70). Dan tukang sihir Fir'aun kalah (Q.S Thaahaa : 71). Akhirnya tukang sihir Fir'aun menyatakan keimanannya kepada Allah SWT (Q.S Thaahaa : 72-73) dan selanjutanya kalangan bani israil juga beriman kepada Allah SWT (Q.S Yunus :83). Dan melihat kondisi banyaknya orang yang beriman sangat mengkuatirkan fir'aun (Q.S Al Mu'min : 26). Maka Allah SWT memerintahkan Nabi Musa a.s untuk berangkat meninggalkan Mesir bersama para pengikutnya (Q.S Asy Syu'araa' : 52).
singkat cerita , terjadilah pengejaran Fir'aun beserta tentaranya terhadap Nabi Musa a.s dan pengikutnya  sampai peristiwa terbelahnya Laut merah. (Q.S asy Syu'araa : 62 , 63, 65). Peristiwa tenggelamnya Fir'aun dan tentaranya dijelaskan dalam (Q.S Yunus : 90, 91) dan ( Q.S Al Mu'min : 45 - 46). Dan jasad Fir'aun menjadi contoh bagi sekalian orang yang ingin melihatnya di museum negara Mesir. (Q.S Yunus : 92).
Selanjutnya , Kaum bai israil yang telah menyatakan keimanan kepada Allah SWT mengikuti Nabi Musa a.s dan Nabi Harun a.s menuju jazirah sinai. Pada suatu ketika Nabi Musa a.s dengan tujuh puluh pengikutnya pergi kebukit Ath thur untuk menerima petunujuk dari Allah SWT  berupa Al Kitab (Taurat). Nabi Musa a.s berada di bukit tersebut selama empat puluh hari lamanya. Sebagai tugas untuk memimpin dan menasehati kaum Bani Israil selama ditinggal Nabi Musa a.s diserahkan pada Nabi Harun a.s (Q.S Al A'raaf :142). Sebelumnya, kaumbani israil meminta kepada Nabi Musa a.s agar mereka dapat melihat Allah SWT secara langsung agar keimanan mereka tumbuh kuat kepada Allah SWT. (Q.S Al Baqarah : 55). Oleh karena permintaan kaumnya yang sangat berlebihan tersebut, akhirnya Nabi Musa a.s memohon ke hadirat Allah SWT agar ia berkenan menampakkan diri sehingga mereka dapat melihatnya secara langsung. " Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa : Ya Tuhanku, Nampakkanlah (Diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat kepada engkau." Tuhan berfirman : " Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tetapi melihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (seperti sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku." Tatkala Tuhannya nampak bagi gunung itu, kejadian itu menjadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan.  Maka setelah musa sadar kembali , dia berkata : " Maha suci Engkau , aku bertaubat kepada engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman."(Q.S Al A'raaf :143). Dengan peristiwa itu menegaskan bahwa Allah SWT tidak akan dapat dilihat sekalian mata manusia secara langsung di dunia ini. Berkenaan dengan Nabi Musa a.s , Allah SWT berfirman : " Hai Musa , sesungguhnya Aku memilih(melebihkan) kamu dari manusia yang lain (dimasamu) untuk membawa risala-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur." Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; maka (Kami berfirman); " Berpeganglah kepadanya dan teguh dan suuruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya. (Q.S Al A'raaf : 144 - 145). 
Dalam suatu riwayat Nabi Musa a.s bertemu dengan Nabi khidir a.s , salah seorang Nabi-Nya yang mendapat karunia Allah SWT berupa pengetahuan akan hikmah dan kebijaksanaan yang tinggi. Rasulullah nabi Muhammada SAW menerangkan bahwa " Beliau dinamakan Khidir yang bermakna hijau , ialah karena beliau duduk di atas bumi yang putih , tetapi kemudian berubah menjadi hijau."
Kesabaran Nabi Musa a.s mendapat ujian ketika bertemu Nabi Khidir a.s dan melakukan perjalanan dalam rangka mendapatkan ilmu-ilmu yang telah diajarkan Allah SWT kepada Nabi Khidir a.s (Q.S Al Kahfi : 67 , 68 , 70, 71 , 75, 76, 79, 82). ada beberapa perkara yang ditanyakan Nabi Musa a.s kepada Nabi Khidir a.s selama perjalanan. karena Nabi Musa a.s berjanji tidak akan akan bertanya dengan apa yang dilakukan Nabi Khidir a.s, akhirnya Nabi Musa a.s mohon tidak lagi diperbolehkan untuk mengikuti Nabi Khidir a.s . Tetapi akhirnya Nabi Khidir a.s menjelaskan tiga tindakan yang membuat Nabi musa a.s tidak sabar untuk segera menanyakan apa maksud tindakan aneh dari Nabi Khidir a.s tersebut. (Q.S Al Kahfi : 79-82).
Karun atau Qarun adalah seorang dari kaum Bani Israil yang hidup pada jaman Nabi Musa a.s.  Karun sebenarnya masih mempunyai kekerabatan yang dekat dengan Nabi Musa a.s yaitu anak paman Nabi Musa a.s. Dalam silsilah keluarga  Nabi Musa a.s adalah putera "Imran bin Yash-har bin Qaahad bin Laawi bin Ya'qub a.s. sedangkan karun adalah putera Yash-har bin Qaahad bin Lawi bin Ya'qub a.s. Pada mulanya karun adalah orang yang alim. Ia adalah pengikut Nabi Musa a.s yang taat. Karun juga sangat pandai membaca Taurat sehingga menguasai serta mengerti betul apa yang terkandung dalam kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. Namun demikian, karun adalah seorang munafik sebagaimana halnya samiri. Karun telah mendapat karunia dari Allah SWT berupa harta yang berlimpah. (Q.S Al Qashash : 76-77). Tingkah laku Karun yang sombong akan hartanya tidak membuat kaum sebagian kaum bani israil terpengaruh karena keimanan mereka lebih diutamakan kepada Allah SWT. (Q.S Al Qashash : 80). Karena kesombongan Karun , akhirnya Allah SWT menurunkan siksa-Nya kepada karun. Karun ditenggelamkan ke dalam bumi beserta segala harta kekayaannya. (Q.S Al Qashash : 81). Peristiwa ini , akhirnya membuat orang-orang yang silau akan karun menjadi sadar bahwa harta itu bukan segalanya. (Q.S Al Qashas : 82 ).



Referensi : Kisah 25 Kekasih Allah SWT & Para Sahabat Rasulullah SAW. (Gamal K ).



Bersambung