Sunday 12 May 2013

kisah dunia (17)

Nabi Muhammad SAW


Penjelasan Waraqah bin Naufal.

Setelah mengalami peristiwa besar di gua Hira tersebut, Rasulullah Muhammad SAW segera pulang ke rumah beliau. Beliau sangat ketakutan sehingga setibanya di rumah, beliau minta Khadijah untuk menyelimutinya. Beliau menceritakan kejadian hebat yang baru saja beliau alami itu kepada isteri beliau yang tercinta, Khadijah. " Sesungguhnya aku cemas atas diriku (akan binasa)!"
"Jangan takut !" bujuk khadijah menenangkan Rasulullah SAW. " Demi Allah ! Tuhan sekali-kali tidak akan membinasakanmu. Engkau selalu menghubungkan tali persaudaraan, membantu orang yang sengsara, mengadakan barang keperluan yang belum ada, memuliakan tamu, menolong orang yang kesusahan karena menegakkan kebenaran." Khadijah kemudian mengajak Rasulullah SAW untuk menemui anak pamannya yang bernama Waraqah bin Naufal bin Asad bin abdul Uzza. Waraqah yang telah berusia lanjut dan matanya telah buta ini adalah pemeluk agama Nasrani yang saleh yang mampu dan pandai menulis buku dalam bahasa Ibrani yang dengannya Waraqah telah menyalin kitab Injil dari bahasa Ibrani. Rasulullah SAW kemudian menceritakan kejadian besar yang beliau alami di gua hira. setelah mendengar penjelasan Rasulullah SAW , Waraqah berkata : "Quddus, Quddus! Hai (Muhammad) anak saudaraku, itu adalah rahasia yang paling besar yang pernah diturunkan Allah kepada Nabi Musa a.s. Wahai kiranya aku dapat menjadi muda dan kuat , semoga aku masih hidup , dapat melihat, ketika engkau diusir kaummu!"....." Apakah kaumku akan mengusir aku?" tanya Rasulullah SAW. "Ya!" jawab Waraqah mantap. " Semua orang yang datang membawa seperti apa yang engkau bawa ini, mereka tetap dimusuhi. Jikalau aku masih menjumpai hari dan waktu engkau dimusuhi itu, aku akan menolongmu dengan sekuat-kuat tenagaku!". Berdasarkan penjelasan Waraqah bin Naufal tersebut, Rasulullah SAW merasa mendapat keterangan yang jelas perihal peristiwa besar yang beliau alami di gua hira. Juga Khadijah memegang teguh akan keterangan-keterangan Waraqah tersebut, dan memang itulah yang dinanti-nantikan selama ini, yakni berita gembira tentang diangkatnya suami tercintanya tersebut menjadi Rasul-nya. Tak berapa lama setelah memberikan keterangannya tersebut, Waraqah bin naufal meninggal dunia dan wahyu pun terputus untuk sementara waktu. 

Wahyu kedua.

Menurut riwayat, setelah menunggu lebih kurang dua setengah tahun lamanya dari wahyu pertama, wahyu kedua baru turun kepada Rasulullah SAW. jarak waktu yang demikian lama membuat Rasulullah SAW merasa cemas dan was-was jika wahyu telah terputus.  Wahyu kedua ini turun disaat Rasulullah SAW tengah berjalan dan mendengar suara dari langit. Ketika Rasulullah SAW mendongak ke langit , maka tampaklah oleh beliau Malaikat Jibril duduk di kursi antara langit dan bumi. Rasulullah SAW sangat terperanjat dan menggigil ketakutan. Kemudian beliau bergegas pulang ke rumah dan sesampainya beliau di rumah, beliau meminta Khadijah untuk menyelimutinya. dalam keadaan berselimut itulah wahyu kedua turun kepada beliau : 
"Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah". (Q.S Al Muddatstsir : 1 - 7).
Setelah diturunkannya wahyu yang kedua ini, berarti Allah SWT telah memerintahkan kepada beliau untuk memberikan peringatan kepada sekalian umat manusia agar mereka beriman dan menyembah Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa yang tiada sekutu bagi-Nya.

As saabiquunal Awwaluun.

Berdasarkan perintah Allah SWT pada wahyu kedua yang beliau terima, maka Nabi Muhammad SAW mulai melaksanakan dakwah beliau secara rahasia atau sembunyi-sembunyi. sasaran dakwah pertama beliau tentu keluarga dan orang-orang terdekat dalam kehidupan dan pergaulan beliau. orang yang mula-mula beriman adalah Khadijah , wanita mulia yang juga isteri tercinta beliau. Kemudian keponakan beliau , Ali bin Abi thalib dan disusul oleh Zaid bin Haritsah, hamba sahaya Rasulullah SAW yang kemudian beliau jadikan anak angkat. setelah orang-orang terdekat dalam kehidupan keluarga beliau , maka Rasulullah SAW kemudian mengajak sahabat karib beliau yang langsung menyatakan keimanannya, yakni Abu bakar Ash Shidiq. Setelah Islamnya Abu Bakar Ash Shidiq, maka semakin banyak orang yang menyatakan iman mereka , seperti Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa'ad bin Abi Waqqash, Abdurahman bin 'Auf, Thalhah bin 'Ubaidillah, Abu 'Ubaidillah bin Jarrah, Arqam bin Abil Arqam dan Fatimah binti Al Khaththab beserta suaminya, Zaid bin Zaid Al Qurasy. Mereka itulah pionir-pionir Islam dan diberi gelar As Saabiquunal Awwaluun, atau orang-orang yang terdahulu yang pertama-tama masuk islam. Selama kurun waktu kurang lebih tiga tahun , jumlah orang yang telah menyatakan keislaman mereka berjumlah tiga puluh orang. Rasulullah SAW langsung memberikan ajarannya perihal islam meski masih secara sembunyi-sembunyi dalam pertemuan-pertemuan rahasia diantara mereka di rumah Arqam bin Abil Arqam.

Dakwah secara terang-terangan.

Setelah tiga tahun melaksanakan dakwah secara sembunyi-sembunyi dan bersifat rahasia, Allah SWT kemudian memerintahkan kepada Rasulullah SAW untuk melaksanakan dakwah secara terang-terangan. Firman Allah yang menjadi landasan Rasulullah SAW untuk memulai dakwah langsungnya kepada masyarakat luas tersebut adalah : " Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (Q.S Al Hijr : 94)
Setelah perintah Allah SWT tersebut turun, Rasulullah SAW kemudian mengumpulkan kerabat beliau sendiri. lalu kemudian mengumpulkan kerabat beliau sendiri. lalu kemudian kepada segenap penduduk Mekkah dan baru kepada para kabilah-kabilah Arab dari berbagai daerah yang datang untuk mengerjakan haji ke Baitullah. Lama kelaman banyak juga orang-orang yang menyatakan keimanan mereka dan masuk ke dalam Islam, meski kebanyakan dari mereka itu adalah kaum yang lemah, baik lemah keduniawiannya maupun juga lemah kedudukannya. 

Reaksi Kaum Qurasy.

Pada mulanya , orang-orang dari kaum Qurasy tidak mengambil peduli dengan seruan yang disampaikan Rasulullah SAW. Mereka tidak merasa terancam kedudukan dan segala yang telah mereka dapatkan selama itu. Mereka menganggap , bahwa apa yang diserukan Rasulullah SAW tersebut hanyalah gerakan yang tidak berdasar dan tidak bertujuan, yang pasti kemudian akan padam dengan sendirinya. Kaum Qurasy agak terperangah melihat perkembangan yang sangat cepat dari gerakan Rasulullah SAW tersebut. Para pengikut Rasulullah terlihat semakin banyak dan semakin meluas. Dan akhirnya kaum Qurasy menjadi marah luar biasa serta mulai melancarkan permusuhan kepada diri Nabi SAW berikut seluruh pengikutnya, setelah mereka mendengar bahwa tuhan-tuhan berhala mereka mulai diusik! Kaum Qurasy masih terdiam ketika Rasulullah SAW mengajak kepada jalan yang diRidhai-Nya. namun ketika Rasulullah SAW sudah menyerukan  agar sekalian manusia beribadah dan menyembah hanya kepada Allah SWT semata serta meninggalkan tuhan-tuhan berhala sesembahan mereka selama ini karena berhala-berhala tersebut tidak mampu mendatangkan manfaat serta mudharat sedikitpun, maka bangkitlah kemarahan mereka ! kapak peperangan pun mereka umumkan kepada Nabiullah Muhammad SAW beserta kaum muslimin pengikut beliau. Dengan segala kekuuatan dan daya , kaum Qurasy kemudian mencegah orang-orang untuk memasuki Islam. jika dengan cara yang halus sulit ditempuh, maka jalan kekerasan pun mereka laksanakan agar orang-orang yang kedudukannya di bawah mereka tidak memasuki Islam. Penyiksaan di luar batas kemanusiaan dan penindasan yang sangat keras dilakukan oleh kaum kafir Qurasy terhadap kaum muslimin, terutama pada mereka-mereka yang berasal dari golongan rendah. jika seorang hamba sahaya berani masuk ke dalam islam, maka majikannya yang masih tetap kafir akan menyiksanya dengan sangat keji di luar batas-batas kemanusiaan. Adapun pada diri Rasulullah SAW , kaum kafir Qurasy masih belum berani menganggu beliau karena mereka masih memandang derajat dan leluhur beliau. Bahwa Rasulullah SAW berasal dari keturunan Bani Hasyim yang sangat mereka hormati serta mereka segani serta adanya seorang pelindung yang juga sangat mereka segani yakni Abu Thalib, sehingga orang-orang kafir kaum Qurasyi masih belum berani mengusik Nabi SAW. Namun meski mereka tidak berani menganggu secara fisik terhadap Rasulullah SAW , mereka tetap melancarkan gangguan berupa ejekan , cemoohan atau juga caci maki yang ditujukan kepada beliau. Jika mereka bertemu atau melihat Rasulullah SAW, maka ejekan mereka akan langsung terlontar pada diri beliau. hal ini seperti yang tertulis di dalam Kitabullah, Al Qur'an : " Dan apabila mereka melihat kamu (Muhammad ), mereka hanyalah menjadikan kamu sebagai ejekan (dengan mengatakan): " inikah orangnya yang diutus Allah sebagai Rasul? sesungguhnya hampirlah ia menyesatkan kita dari sembahan-sembahan kita seandainya kita tidak sadar (menyembah)nya. (Q.S Al Furqaan : 41 - 42).
Terhadap seruan Nabiullah Muhammad SAW agar sekalian manusia hanya menyembah Allah SWT , Tuhan Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya , maka reaksi kaum kafir Qurasy langsung tertuju kepada diri Nabi SAW dan menyebutkan bahwa Muhammad itu tidak lain hanyalah tukang sihir yang pendusta! Firman-Nya : "Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka ; dan orang-orang kafir berkata : " Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta! Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang satu saja ? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan" (Q.S Shad : 4 - 5).
Disaat Rasulullah SAW menyerukan agar meninggalkan penyembahan mereka kepada berhala-berhala yang tidak akan mendatangkan manfaat serta mudharat sedikitpun bagi sekalian penyembahnya, karena sesungguhnya berhala-berhala tersebut hanyalah batu yang pasti tiada akan mampu berbuat apapun juga, maka kaum kafir Qurasy serta merta memberikan alasan mereka. Al Qur'an telah menceritakan sikap sekalian para penyembah berhala tersebut melalui firman-Nya : " Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada allah dengan sedekat-dekatnya." (Q.S Az Zumar : 3).
Ketika pula Rasulullah SAW menyerukan agar mereka beriman kepada ayat-ayat-Nya, maka orang-orang kafir Qurasy serta merta menyebutkan bahwa Al Qur'an itu tidak lain melainkaan hanyalah bualan Muhammad beserta sekalian para pengikutnya dan isinya juga hanyalah dongengan kuno semata! Firman-Nya :
"Dan orang-orang kafir berkata : Al Qur'an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad, dan dibantu oleh kaum yang lain; maka sesungguhnya mereka telah berbuat kezaliman dan dusta yang besar. Dan mereka berkata : " Dongengan-dongengan orang-orang dahulu , dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang." ( Q.S Al Furqaan : 4 - 5 ).
Begitulah beberapa cemoohan-cemoohan dan ejekan-ejekan yang dilakukan oleh orang-orang kafir Qurasy di setiap kesempatan jika mereka bertemu atau melihat Rasulullah SAW. Mereka tetap keras berusaha menghalang-halangi dakwah Rasulullah Muhammad SAW, meski mereka masih tidak berani menganggu fisik Rasulullah SAW. Kaum kafir Qurasy merasa kebingungan untuk mencari cara dalam menghentikan dakwah dan seruan Nabi Muhammad SAW. Mereka telah melakukan teror mental kepada Nabi SAW dengan mengejeknya, dan mencemoohnya, menyindirnya dengan keras, namun Nabi SAW tetap saja menuarakan seruan dakwanya yakni, mengajak sekalian manusia untuk hanya menyembah kepada Allah SWT dan mengakui kenabian yang telah beliau emban dari-Nya. Mereka juga tambah kebingungan dan tidak habis pikir pada orang-orang dari golongan rendah yang telah mereka sikda dengan keji, mereka aniaya hingga diluar batas kemanusiaan, namun mereka tetap menyatakan keimanan serta keislaman mereka! Hukuman , penganiayaan serta penyiksaan yang keji pada diri mereka seolah tidak mampu meruntuhkan keimanan dan keislaman mereka. Akhirnya setelah bersepakat , mereka akhirnya memutuskan untuk mendatangi Abu thalib, agar beliau dapat membujuk keponakannya tersebut untuk segera menghentikan dakwahnya itu. Abu Thalib menolak permintaan pemuka-pemuka Qurasy yang datang ke rumahnya tersebut yang memintanya agar ia membujuk Muhammad untuk menghentikan dakwahnya.  tidak berhasil dengan cara yang halus, para pemuka Qurasy kembali mendatangi rumah abu Thakib dan mengeluarkan ancaman mereka : Apakah Abu Thalib atau mereka semua yang akan menghentikan dakwah muhammad secara  paksa! Sikap keras para pemuka Qurasy ini membuat kebingungan Abu Thalib. jika ia menuruti perintah para pemuka Qurasy tersebut , maka ia harus melarang keponakannya untuk meneruskan dakwahnya. Dan ini tidak sampai hati baginya untuk menyatakan permintaanya tersebut. namun jika dibiarkannya keponakannya tersebut meneruskan dakwanya, maka berarti akan terjadi perpecahan dan permusuhan yang besar pada kaumnya. Abu Thalib merasa kesulitan untuk melaksanakan salah satu dari dua pilihan yang sama-sama berat baginya. Akhirnya ia memutuskan untuk mengatakan hal itu kepada keponakannya : " Wahai anakku ! Sesungguhnya aku ditemui oleh para pemimpin kaummu dan mereka mengatakan kepadaku agar aku mencegah seruan dakwahmu dan tidak mencela agama serta ajaran nenek moyang mereka. oleh karena itu , jagalah diriku dan dirimu dan janganlah aku dibebani dengan sesuatu perkara yang tidak sanggup bagiku untuk memutuskan."
Mendengar ucapan pamannya , Rasulullah SAW menyangka bahwa pamannya sudah tidak bersedia lagi menjadi pelindungnya. Dengan suara yang tegas akhirnya beliau SAW menegaskan pendiriannya : " Demi Allah, wahai paman ! sekiranya mereka meletakkan matahari di sebelah kananku dan bulan di sebelah kiriku , agar aku meninggalkan dakwahku , maka aku tak akan menghentikan seruanku!" Setelah mengucapkan pendiriannya tersebut, Rasulullah SAW kemudian meninggalkan pamannya sambil menangis. Ia merasa pamannya sudah tidak mau melindungi dirinya lagi, padahal selama ini pamannya adalah segala-segalanya bagi Muhammad SAW. "Menghadaplah kemari wahai anakku!" panggil Abu Thalib. " Pergilah dan katakan apa yang engkau kehendaki, demi Allah aku tidak akan menyerahkan engkau karena suatu alasan apapun untuk selama-lamanya!"
Demikianlah ketegasan sikap Abu Thalib yang semakin menguatkan semangat dan tekad Rasulullah SAW untuk meneruskan dakwahnya selaku tugas dan tanggung jawab yang beliau emban dari Allah SWT.

Pindah ke Habsyah.

Kaum kafir Qurasy semakin memperkeras sikap perlawanan mereka terhadap dakwah Nabiullah Muhammad SAW. Pada pandangan mereka , Abu thalib yang telah mereka minta secara baik-baik dan juga secara keras untuk menghentikan dakwah yang disampaikan keponakannya tersebut, tetap membiarkan Muhammad melaksanakan dakwahnya. Dengan demikian berarti mereka sendirilah yang harus menghentikan dakwah Muhammad! Gangguan yang lebih keras mereka tujukan kepada Nabi SAW. Siksaan , penganiayaan dan hukuman yang jauh lebih keras mereka terapkan pada para pengikut Nabi SAW yang kebetuln menjadi orang-orang bawahan mereka. Tak terperikan kepedihan para pionir Islam tersebut dalam mempertahankan keimanan dan keislaman mereka. Sungguh luar biasa ketabahan serta kesabaran mereka mendapat penganiayaan dan penyiksaan yang amat sangat keji di luar batas-batas kemanusiaan! Rasulullah SAW yyang melihat penderitaan para pengikutnya tersebut tidak lagi merasa tahan. Beliau akhirnya menyarankan agar para sahabatnya tersebut hijrah ke habsyah (Etiophia) karena beliau mengetahui bahwa ra Habsyah adalah orang yang adil yang akan menerima kedatangan serta melindungi para sahabat Rasulullah SAW tersebut. Demikian Akhirnya , rombongan demi rombongan kaum muslimin mulai meninggalkan kampung halaman mereka dan hijrah ke habsyah. menurut riwayat , kaum muslimin yang melaksanakan hijrah ke habsyah tersebut kurang lebih berjumlah seratus orang. Para sahabat utama Rasulullah SAW yang turut hijrah ini adalah Utsman bin Affan, Zuber bin Awwam, Abdurrahman bin Auf dan lain-lainnya. Sperti yang telah diduga Rasulullah SAW sebelumnya, raja Habsyah berkenan menerima kedatangan para sahabat Rasulullah SAW tersebut dan bahkan memberikan perlindungannya. Sementara di Mekkah , Rasulullah SAW tetap gencar melancarkan dakwahnya meski gangguan yang datang kepada beliau juga semakin gencar serta keras. Allah SWT menunjukkan kuas-Nya. meski mendapat tantangan dan gangguan yang semakin keras , Allah SWT membuka mata hati dua musuh Islam nomer satu untuk memasuki Islam. atas rahmat Allah SWT , dua pentolan penentang Islam paling keras yakni Umar bin Khathtab dan Hamzah bin Abdul Muththalib masuk Islam. Ini merupakan pukulan paling telak bagi kaum kafir Qurasy. Dengan masuknya dua orang yang sangat berpengaruh dalam suku Qurasy tersebut maka Islam semakin kuat. Semangat kaum muslimin semakin bernyala-nyala. Pertahanan Islam semakin kukuh karena dua orang tersebut laksana benteng kuat dalam mempertahankan Islam.



Referensi : Kisah 25 Kekasih Allah SWT & Para Sahabat Rasulullah SAW. ( Gamal K).


Bersambung



  

No comments:

Post a Comment